Pada era revolusi 4.0 ini, masyarakat semakin gemar menggunakan gawai. Biasanya, alat ini digunakan untuk berkomunikasi saja. Namun, saat ini masyarakat cenderung melakukan aktivitasnya melalui gawai, seperti melakukan pembayaran di bank, transaksi jual beli, hingga mendapatkan informasi. Mudahnya mengakses dunia luar membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap kemajuan dunia digital dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya.
Dari perilaku tersebut, masyarakat jadi terbiasa dan mulai melupakan budaya literasi salah satunya adalah membaca buku. Turunnya minat membaca buku juga berpengaruh terhadap turunnya jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Padahal, perpustakaan juga dapat membuka wawasan tentang dunia luar yang fungsinya sebagai rekreasi edukatif. Namun, pada era serba canggih ini banyak platform media sosial yang mengakibatkan minimnya minat masyarakat untuk membaca buku.
Melihat fenomena ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) mengadakan Hari Kunjung Perpustakaan tahun 2021 dengan tema “Implementasi Perpustakaan Sebagai Pusat Literasi”. Dikutip dari rdk.fidkom.uinjkt.ac.id , peringatan ini diadakan pada tanggal 14 September setiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan kembali antusiasme masyarakat terhadap literasi membaca. Biasanya, peringatan ini dimeriahkan dengan kunjungan langsung ke perpustakaan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 peringatan ini diadakan secara online dan tentunya bisa diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat.
Dikutip dari republik.co.id, peringatan ini diisi dengan berbagai macam kegiatan yang menarik, seperti lomba menggambar dan mewarnai tingkat TK serta SD kelas 1, lomba pekan Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) tingkat SMP; SMA; mahasiswa; dan masyarakat umum, serta webinar yang bertema “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial”.
Menurut Kepala Dispusipda Provinsi Jawa Barat, Bapak Ahmad Hadadi, tujuan memperingati Hari Kunjung Perpustakaan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan perpustakaan untuk mencerdaskan bangsa karena pada era globalisasi ini segala informasi dapat diakses dengan mudah sehingga masyarakat tidak dapat memilah informasi dengan baik. Ini dibuktikan dengan banyaknya informasi palsu atau hoaks. Oleh sebab itu, adanya perpustakaan diharapkan dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk menyelami dunia pengetahuan sehingga masyarakat lebih cerdas dalam menerima informasi dan minat literasi semakin meningkat.
ALY/KAN
You may also like
All Indonesia: Panduan Digital Wisatawan Untuk Jelajahi Nusantara
Enam Strategi Penting agar Demonstrasi Berlangsung Damai Tanpa Anarki
17+8 Tuntutan Rakyat Menjadi Perhatian, Akankah Berbuah Tindakan atau Sekadar Angan-Angan?
From Textbooks to Chromebooks: How Digital Tools Shape Gen Z Learning
Maulid Nabi Muhammad: Meneladani Kepemimpinan yang Adil di Tengah Kekecewaan pada Kekuasaan