Sumber: Kumparan.com

Sumber: Kumparan.com

Dualisme AI: Penolong atau Ancaman bagi Norma Sosial?

Di era digital, kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. AI memberi dampak pada berbagai bidang yang tidak bisa kita sangkal—mulai dari bisnis dan pendidikan hingga norma. Namun, dampak AI sepenuhnya bergantung pada cara kita dalam memanfaatkannya, AI dapat menjadi alat bermanfaat sekaligus senjata berbahaya. Salah satu aspek utama yang terdampak oleh evolusi AI adalah etika dan norma sosial. Lantas, bagaimana sebuah teknologi seperti AI mampu mengubah norma-norma itu?

Sumber: Kumparan.com

Peran Algoritma AI dalam Mengubah Norma dan Membentuk Perilaku

AI terus mengalami perkembangan pesat, salah satunya melalui algoritma rekomendasi yang dapat memengaruhi preferensi pengguna. Misalnya, ketika seseorang mengetik pencarian tertentu atau sekadar memberi tanda suka (like) dan berkomentar pada sebuah konten, algoritma AI akan merekam preferensi tersebut dan menampilkan konten serupa berulang kali. Hal ini dapat berdampak positif jika konten yang dikonsumsi bersifat edukatif atau inspiratif, seperti konten tentang membantu orang lain atau kebiasaan mengucapkan terima kasih. Paparan berulang terhadap konten semacam itu dapat membentuk kebiasaan baru bagi pengguna dan mendorong mereka untuk meniru perilaku positif tersebut dalam kehidupan nyata.

Sebaliknya, algoritma AI dapat berpotensi menjadi bumerang jika pengguna kerap mengakses konten negatif, seperti ujaran kebencian atau misinformasi. AI akan terus merekomendasikan konten serupa hingga memperkuat pandangan negatif pengguna. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengikis nilai-nilai sosial masyarakat.

Sumber: Refo Indonesia

Dampak AI pada Interaksi Sosial dan Pengambilan Keputusan

Selain memengaruhi preferensi konten, AI juga mengubah cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi. Kemudahan akses informasi melalui AI, seperti asisten virtual atau chatbot membuat sebagian orang cenderung bergantung pada teknologi dibandingkan berinteraksi langsung dengan sesama. Jika tidak disikapi secara bijak, hal ini berisiko mengurangi kemampuan komunikasi antarmanusia dan memicu isolasi sosial.

Di sisi lain, AI juga dapat berperan dalam membantu proses pengambilan keputusan, seperti rekomendasi. Namun, penting untuk diingat bahwa AI hanyalah alat bantu yang tidak luput dari kesalahan. Pengguna harus tetap kritis dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan norma sosial atau moral. AI dapat berfungsi sebagai pemandu, tetapi norma dan identitas sosial pengguna pada akhirnya dibentuk oleh kesadaran diri serta konten yang mereka pilih untuk dikonsumsi.

Kecerdasan buatan ibarat pisau, di satu sisi mampu memberdayakan manusia, di sisi lain berpotensi merusak jika digunakan secara tidak bertanggung jawab. Perubahan norma sosial akibat AI tidak terlepas dari peran aktif pengguna dalam memilah konten dan menjaga keseimbangan antara dunia digital dan interaksi nyata. Oleh karena itu, literasi digital dan pemahaman etika dalam pemanfaatan AI menjadi kunci untuk memastikan teknologi ini tetap menjadi penolong, bukan senjata. (ANH/ARL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *