Sumber: jejakpersepsi.com

Sumber: jejakpersepsi.com

Gagal Bukan Akhir,tetapi Mengubah Cara Pandang Kita untuk Belajar

Ketika mendengar kata “belajar”, banyak dari kita langsung membayangkan tumpukan buku, tugas menumpuk, dan tekanan nilai. Tahukah kalian? Bahwa belajar seharusnya menjadi sebuah proses untuk berkembang yang menyenangkan, bukan sekadar hasil akademik. Nah, di sinilah growth mindset atau pola pikir berkembang memainkan peran penting.

Sumber: jejakpersepsi.com

Istilah growth mindset pertama kali dipopulerkan oleh Carol S. Dweck, seorang psikolog dari Stanford University. Menurutnya, orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui usaha, strategi yang tepat, dan belajar dari kegagalan. Akan tetapi, orang yang memiliki fixed mindset menganggap kecerdasan merupakan bawaan lahir dan tidak dapat diubah. Contohnya adalah ketika gagal dalam ujian, seseorang dengan fixed mindset mungkin berpikir, “Aku tidak pintar dalam pelajaran ini.” Akan tetapi, seseorang dengan growth mindset akan berkata, “Aku harus belajar lebih giat dan mencoba cara belajar yang baru.”

Sumber: sites.dartmouth.edu

Dalam dunia yang berubah dengan cepat, growth mindset sangat penting karena kita dituntut untuk adaptif dan tidak takut mencoba hal baru. Mahasiswa, pelajar, dan profesional harus memiliki mental tahan banting dan tidak takut salah. Dengan demikian, kita dapat menjadikan kegagalan sebagai bahan bakar untuk berkembang.

Sumber: prasetiyamulya.ac.id

Dengan memiliki growth mindset, belajar akan menjadi lebih dari sekadar kewajiban, tetapi sebuah petualangan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Oleh karena itu, yuk, terapkan growth mindset dengan langkah sederhana yang dimulai dengan menyadarkan diri sendiri bahwa kemampuan dapat dikembangkan dan jangan takut pada tantangan. Serta, rayakan kemajuan kecil dan ingat bahwa belajar adalah proses, bukan perlombaan. (BSO/FTH).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *