Sumber: Unsplash

Gaya Hidup Ala Gen Z: Mengenal dan Menerapkan Sustainable Lifestyle

Generasi Z  (Gen Z) dikenal dengan generasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan masa depan bumi. Di Indonesia, para Gen Z semakin menunjukkan komitmen nyata dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable lifestyle. Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dalam berbagai kebiasaan sehari-hari yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab untuk masa depan. 

Sumber: Freepik

Tren gaya hidup berkelanjutan paling banyak diadopsi oleh Gen Z, yaitu mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012. Meskipun generasi lainnya, seperti generasi milenial, juga mulai menerapkan gaya hidup ini, hasil survei dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa Gen Z merupakan penggerak utama tren ini, baik secara global maupun tingkat nasional. Dengan media sosial yang menjadi kekuatan utama Gen Z dalam penyebaran tren ini,  jelas memperkuat pengaruh mereka sebagai pencetus perubahan menuju gaya hidup berkelanjutan.

Berikut beberapa bentuk nyata kontribusi Gen Z dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan. 

  • Menghindari Fast Beauty & Fashion

Gen Z mulai meninggalkan budaya fast beauty and fashion yang dikenal boros dan merusak lingkungan. Mereka lebih memilih produk fesyen dan kecantikan yang mengutamakan bahan organik dan alami, proses produksi yang etis dan transparan, serta desain dan formula yang tahan lama dan ramah lingkungan. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga limbah kosmetik yang sulit terurai dan berpotensi mencemari lingkungan. 

  • Membawa Tumbler Sehari-hari

Penggunaan botol plastik sekali pakai menjadi perhatian besar karena dampaknya terhadap perubahan lingkungan jangka panjang. Gen Z  memilih membawa tumbler sebagai kebiasaan. Bukan hanya sekadar gaya hidup, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap pengurangan sampah plastik. Mereka juga menjadikan kebiasaan ini sebagai sarana edukasi sosial melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya pengurangan sampah plastik.

  • Beralih ke Produk Zero Waste dan Kemasan Daur Ulang

Produk zero waste dan produk kemasan dari bahan daur ulang sangat diminati Gen Z sebagai kebiasaan baru. Mereka memilih produk yang kemasannya dapat digunakan berulang kali  yang kemasannya dapat didaur ulang, mulai dari produk perawatan tubuh hingga kebutuhan rumah tangga. Pilihan ini menjadi langkah nyata dalam mengurangi limbah plastik dan mendukung prinsip ekonomi sirkular.

  • Beralih ke Transportasi Ramah Lingkungan dan Menerapkan 10.000 Langkah

Sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan kemacetan, Gen Z lebih memilih menggunakan transportasi umum dan juga transportasi ramah lingkungan lainnya, seperti sepeda, skuter listrik, atau berjalan kaki. Kebiasaan  berjalan kaki 10.000 langkah per hari menjadi tren yang sehat sekaligus ramah lingkungan. Pilihan ini sejalan dengan kesadaran mereka akan pentingnya mengurangi jejak karbon pribadi.

  • Mengurangi Konsumsi Gula dan Beralih ke Makanan Plant-Based

Kesadaran pola makan yang sehat dan ramah lingkungan semakin meningkat di kalangan Gen Z. Dengan mengurangi konsumsi gula berlebih dan mulai beralih ke makanan berbasis tumbuhan (plant-based) tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga berdampak positif terhadap lingkungan karena produksi makanan nabati menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.

  • Kritis terhadap Greenwashing

Gen Z di Indonesia sangat kritis terhadap klaim keberlanjutan yang tidak transparan atau hanya sekadar slogan kosong (greenwashing). Mereka menuntut kejujuran dan bukti nyata dari brand dalam kampanye lingkungan. Melalui media sosial, seperti TikTok dan Instagram, mereka aktif untuk mengkritik dan mengedukasi tentang praktik keberlanjutan yang autentik.

  • Dari YOLO ke YONO

Tren YONO (You Only Need One) yang populer di kalangan Gen Z, mendorong gaya hidup sederhana dan mindful. Alih-alih konsumsi berlebihan ala YOLO (You Only Live Once), YONO mengajak untuk membeli barang yang hanya benar-benar dibutuhkan untuk menghindari perilaku impulsif. Tren ini membantu mengurangi limbah dan pengeluaran yang tidak perlu sekaligus mendukung keberlanjutan.

Sumber: Freepik

Gen Z di Indonesia tidak hanya peduli dengan isu keberlanjutan secara teori, tetapi juga aktif menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam kesehariannya. Mungkin awalnya muncul dari fenomena FOMO (Fear of Missing Out) karen pengaruh media sosial, tetapi lama-kelamaan berubah menjadi gaya hidup yang menyatu dengan niali-nilai mereka. Gaya hidup ala Gen Z ini menjadi inspirasi sekaligus panggilan bagi seluruh masyarakat dan pelaku bisnis untuk lebih serius dalam menjalankan dan mendukung praktik keberlanjutan demi masa depan yang lebih hijau dan sehat. (SNS/SZA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *