Sumber: lbs.id

Saat Ketegangan Timur Tengah Mengoyak Ekonomi dan Meremukkan Harapan Rakyat

Pernahkah terpikirkan oleh kalian, mengapa perang Iran-Israel bisa menyebabkan harga bensin naik dan kebutuhan pokok makin mahal? Meskipun jaraknya jauh, dampaknya terasa dekat. Mulai dari gejolak ekonomi sampai krisis kemanusiaan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Yuk, mri kita bahas bersama.

Sumber: lbs.id

Konflik antara Iran dan israel bukan semata adu kekuatan militer, tetapi juga menciptakan efek domino yang mengganggu stabilitas ekonomi global. Kawasan Timur Tengah adalah jalur utama distribusi energi dunia, khususnya minyak bumi. Ketika situasi di kawasan tersebut memanas, pasar global langsung bereaksi. Harga minyak mentah melonjak tajam dan efeknya menjalar ke biaya produksi, distribusi barang, hingga harga kebutuhan pokok sehari-hari.

Kenaikan harga ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara yang terlibat konflik saja, tetapi juga dirasakan oleh negara berkembang, seperti Indonesia. Bagi Indonesia, persoalan ini menjadi pukulan berat. Lonjakan harga BBM dapat memicu inflasi yang pada akhirnya menurunkan daya beli masyarakat. Mahasiswa yang sebelumnya bisa makan hemat di kantin, kini harus menghadapi harga makanan yang meningkat secara tiba-tiba. Dampak makroekonomi ini pun terasa sangat personal.

Sumber: detiknews

Di sisi lain, konflik ini juga memperburuk kondisi kemanusiaan. Ribuan warga sipil jadi korban serangan udara, fasilitas umum hancur, dan akses terhadap air bersih serta layanan kesehatan terputus. Anak-anak kehilangan kesempatan bersekolah dan banyak keluarga terpaksa mengungsi tanpa mengetahui kapan mereka dapat kembali ke rumah.

Sumber: antaranews dan voaindonesia 

Sementara itu, organisasi kemanusiaan pun mengalami kesulitan dalam menyalurkan bantuan karena wilayah konflik tidak aman. Krisis pengungsi semakin memburuk. Banyak keluarga harus terpaksa meninggalkan kampung halaman tanpa arah tujuan yang jelas. Ironisnya, kisah mereka sering terpinggirkan dari sorotan media, kalah oleh headline politik dan strategi militer.

Lebih dari sekadar konflik bersenjata, ini merupakan tragedi kemanusiaan yang memperdalam ketimpangan dan menggugah nurani kita bersama. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda, termasuk mahasiswa, untuk melihat konflik ini dari sudut pandang yang lebih luas, bukan hanya sebagai berita luar negeri yang jauh dari kehidupan kita, tetapi sebagai krisis nyata yang berdampak langsung pada keseharian.

Konflik antara Iran dan Israel menunjukkan bahwa perang di satu titik dunia bisa menimbulkan efek berlapis ke seluruh penjuru. Dari ekonomi global yang goyah hingga rakyat sipil yang kehilangan segalanya, dampaknya nyata dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Sayangnya, dalam hiruk-pikuk informasi dan kepentingan politik, sisi kemanusiaan sering kali diabaikan.

Ketegangan di Timur Tengah telah membuka luka yang dalam. Harga-harga naik, pasar global terguncang, dan jutaan warga sipil terjebak dalam kondisi yang mengenaskan. Perang bukan hanya soal strategi militer, melainkan menyangkut nasib manusia dan kesejahteraan banyak bangsa. Ketika ekonomi melemah, harapan pun ikut meredup.

Langkah konkret dari komunitas internasional sangat diperlukan untuk mendorong upaya perdamaian. Gencatan senjata harus menjadi prioritas, jalur kemanusiaan perlu dibuka, dan stabilitas harga energi harus dijaga. Sementara itu, kita sebagai mahasiswa dan bagian dari masyarakat global dapat memulai dari hal-hal kecil, seperti memperluas wawasan, menyuarakan kepedulian, dan mendorong terbentuknya ruang diskusi kritis tentang konflik global serta dampaknya terhadap kemanusiaan.

(VSN/SZA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *