Kalau akhir-akhir ini kamu sering scroll TikTok, kemungkinan besar kamu sudah familiar dengan tren “but talk to who?”. Sekilas memang lucu, hanya potongan video dengan caption iseng yang lewat begitu saja di FYP. Namun, semakin sering muncul, tren ini mulai terasa sedikit nyelekit. Apalagi buat kamu yang pernah tiba-tiba ingin bercerita tengah malam, tetapi akhirnya cuma membuka HP, mengetik panjang, dan berakhir menghapusnya lagi karena pada akhirnya berpikir “harus cerita ke siapa?”
Lucunya, banyak yang memakai sound ini untuk bercanda. Padahal di balik vibes jenaka itu, terselip keinginan besar untuk sekadar didengar. Terkadang bukan karena tidak ada orang, tetapi karena lelah dianggap drama setiap kali jujur tentang perasaan sendiri. Akhirnya, pilihan paling aman adalah diam. Unggah saja video pendek, lalu berharap ada komentar yang bilang, “Ya ampun, relate banget”. Sesederhana itu bentuk validasi emosional hari ini.

Sumber: TikTok
Untuk kamu yang sedang merasakan hal serupa, tenang, kamu tidak sendirian. Kesepian bukan selalu soal tidak punya siapa-siapa. Kadang kamu hanya belum menemukan orang yang benar-benar mau mendengarkan tanpa menghakimi. Sampai waktunya tiba, tidak apa-apa jika kamu masih curhat ke layar, menulis di notes, atau menangis sedikit sebelum tidur. Itu manusiawi.
Esok pagi, rutinitas akan berulang. Kamu bangun, membuka TikTok, dan tersenyum kecil melihat video baru dengan caption serupa. Entah bagaimana, tren sederhana ini membuat kita merasa terhubung, meskipun sama-sama merasa sendirian dan untuk saat ini rasanya itu sudah cukup. (RDA/SZA)
You may also like
Aksi Kilat Louvre Heist 2025: Permata Warisan Napoleon Raib di Tengah Hari
Pasca-Ujian Tengah Semester: Istirahat Dulu atau Overthinking Nilai?
Dahulu Belajar Akuntansi, Sekarang Jadi Content Creator
Teror Verbal di Balik Tembok Kampus
Frugal Living: Strategi Bertahan Hidup di Tengah Gempuran Ekonomi Modern
