TikTok bukan lagi sekadar aplikasi hiburan, ia sudah menjadi “teman akrab” bagi Gen Z. Dengan video singkat yang super adiktif dan algoritma yang terasa tahu segalanya, TikTok menjelma menjadi panggung ekspresi, kelas belajar gratis, bahkan ladang cuan. Namun, di balik semua keseruannya, muncul pertanyaan penting, “Apakah TikTok benar-benar membawa manfaat atau justru perlahan menjebak kita dalam dunia digital yang tak berujung?”
Dari sisi positif, TikTok bisa dibilang surganya kreativitas. Tanpa alat mahal atau tim produksi, siapa pun bisa menjadi content creator. Banyak anak muda yang berhasil membangun citra diri, meraih popularitas, bahkan mempertebal isi kantong berkat video viral mereka. Bukan cuma hiburan, TikTok juga menjadi tempat belajar yang asyik—ada tips belajar antikantuk, konten motivasi, sampai konten edukasi soal kesehatan mental yang dibungkus dengan gaya yang relate banget.
Namun, di balik layar yang terus bergerak itu, ada sisi gelap yang perlu diwaspadai. Gen Z yang tumbuh di era serba digital sering kali susah lepas dari ponsel. TikTok, dengan algoritma super pintar, tahu persis apa yang membuat kita terus scroll tanpa henti. Akibatnya, tidur menjadi kurang, tugas terbengkalai, dan waktu produktif tergerus. Lebih parah lagi, standar hidup sempurna yang sering ditampilkan bisa membuat kita merasa tidak cukup baik, minder, bahkan krisis identitas.
Mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa TikTok telah membentuk cara Gen Z berinteraksi, berpikir, hingga bermimpi. Aplikasi ini bukan hanya tempat membuat konten lucu-lucuan, tetapi juga arena pengaruh sosial yang besar. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjadi pengguna yang cerdas. Nikmati TikTok, tetapi jangan biarkan hidup kita dikendalikan oleh algoritma!
Akhirnya, pilihan ada di tangan kita sendiri. TikTok bisa menjadi sumber inspirasi yang luar biasa—asal kita tahu kapan harus berhenti. Jangan sampai hidup kita hanya berputar di “For You Page”, sementara dunia nyata terlewat begitu saja. (SMC/ARL)
You may also like
Lomba 17-an Bukan Sekadar Seru-seruan, Ini Makna Sebenarnya!
Merah Putih: One For All, Antara Bendera di Langit dan Bayangan di Layar
PENGABDIAN MASYARAKAT: INTERNATIONAL COMMUNITY SERVICE
Generasi Z Menyapa Musik 90-an sebagai Nostalgia yang Tak Pernah Mati
Lanjutkan Komitmen Pemberdayaan UMKM, FEB UNJ Gelar Workshop Keuangan dan Legalitas Usaha