Fenomena Sembako Mahal: Cara Konsumen Menyiasati Pengeluaran Rumah Tangga

Sumber: Kompas.com

Tahun 2025 diwarnai dengan kenaikan harga bahan pokok (sembako) yang menjadi topik hangat di berbagai daerah di Indonesia.  Studi Chartered Institute of Procurement and Supply (CIPS) memperkirakan harga kebutuhan pokok rumah tangga, termasuk makanan dan minuman, dapat naik hingga 20% sepanjang tahun ini. Hal ini disertai dengan ketidakstabilan geopolitik, gangguan rantai pasokan global, kenaikan biaya pengiriman internasional, serta potensi kebijakan tarif baru di negara-negara besar yang menjadi penyebab utama permasalahan ini. Konsumen rumah tanggalahyang akhirnya terkena imbas dan dirugikan oleh semua faktor yang terjadi.

Pemicu naiknya harga sembako ini bukan hanya sebatas faktor global, tetapi juga mencakup pasokan yang tidak stabil di pasar lokal, cuaca buruk, serta keterlambatan distribusi yang menyebabkan peningkatan permintaan pasar. Misalnya, di Yogyakarta dan Kotawaringin Barat, harga cabai, bawang, dan daging ayam mengalami fluktuasi tajam pada awal Juli 2025. Harga cabai merah besar di Yogyakarta, misalnya, naik dari Rp38.000 menjadi Rp38.750 per kilogram hanya dalam satu hari. Terlebih, cuaca yang tidak menentu saat ini menyebabkan hal-hal yang tidak terduga. Hal ini menjadi masalah besar terutama dalam rumah tangga.

Sumber: Karolina Grabowska/Pexels

Dengan permasalahan yang terjadi terkait kenaikan harga sembako, para konsumen harus dapat menghadapinya dengan mengambil langkah cerdas agar pengeluaran rumah tangga tetap terkendali. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan.

1.     Menyusun Anggaran Belanja Prioritas

Mulailah dengan selalu mencatat kebutuhan pokok yang benar-benar penting dan mengurangi pembelian bahan makanan nonprioritas atau bahan yang dapat diganti dengan alternatif yang lebih murah.

2.     Memantau dan Membandingkan Harga

Lakukan pemantauan harga harian sembako di beberapa pasar atau platform daring. Konsumen juga dapat memanfaatkan informasi harga dari Badan Pangan Nasional atau situs resmi pemerintah untuk memilih waktu belanja yang tepat.

3.     Membeli dalam Jumlah Cukup

Belanjalah secukupnya sesuai kebutuhan agar tidak ada bahan makanan yang terbuang dan hindari panic buying atau membeli dalam jumlah besar tanpa perhitungan.

4.     Manfaatkan Promo dan Diskon

Pasar modern maupun e-commerce sering kali mengadakan promo pada tanggal tertentu setiap bulannya. Maka,konsumen dapat membeli produk saat promo berlangsung, terutama untuk produk dengan masa simpan panjang.

5.     Diversifikasi Menu

Gantilah bahan makanan yang mahal dengan bahan pengganti yang lebih terjangkau, tetapi tetap bergizi. Misalnya, jika harga daging ayam naik, bisa diganti dengan telur atau sumber protein nabati.

6.     Berkebun Mandiri

Menanam sayuran sendiri di pekarangan rumah dapat membantu rumah tangga mengurangi ketergantungan pada pasar.

7.     Bergabung dengan Komunitas Konsumen

Ikutilah arisan sembako atau koperasi konsumen untuk mendapatkan harga yang lebih murah secara kolektif.

Pemerintah daerah dan dinas terkait terus memantau perkembangan harga sembako serta mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam berbelanja. Konsumen diingatkan agar tidak terpengaruh isu yang memicu panic buying dan selalu memanfaatkan informasi harga yang akurat. Fenomena sembako mahal memang menjadi tantangan bagi banyak keluarga Indonesia pada tahun 2025. Namun, dengan strategi belanja yang cerdas dan adaptif, konsumen tetap bisa menjaga stabilitas pengeluaran rumah tangga di tengah fluktuasi harga yang terjadi. (SNS/ARL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *