Libur Semester, Saatnya Pulihkan Diri

Liburan semester sering dianggap sebagai waktu yang cocok diisi dengan bersantai dan tidur lebih lama. Namun, bagi beberapa mahasiswa, waktu libur merupakan kesempatan untuk memulihkan diri, baik secara fisik maupun mental. Setelah berbulan-bulan dikejar tugas, pertemuan organisasi, dan beban akademis, tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk istirahat. Mengambil waktu sejenak untuk berelaksasi bukan berarti tidak produktif, justru menjadi cara untuk merawat diri agar bisa bangkit untuk menjalani semester selanjutnya dengan kondisi yang stabil.

Sumber: bbctimes.org

Tidak sedikit mahasiswa mengalami gejala burnout, yaitu kondisi kelelahan secara emosional, mental, dan fisik akibat banyaknya tekanan. Menurut World Health Organization (WHO), burnout bukan hanya lelah biasa, tetapi dapat menurunkan motivasi dan memicu perasaan negatif.

Salah satu artikel UNAIR News (2024) menyebutkan bahwa mahasiswa berisiko mengalami penurunan motivasi apabila tidak memanfaatkan liburan secara optimal. Tanpa adanya waktu untuk memulihkan diri secara mental, kemungkinan hilangnya semangat belajar dan menurunnya produktivitas akan meningkat ketika memasuki semester baru.

Ada kalanya seseorang merasa lelah tetapi tidak memahami dari mana sumber kelelahan tersebut berasal. Dalam konteks kehidupan mahasiswa, kelelahan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental dan emosional. Beban akademik yang tidak ada habisnya, ditambah dengan tekanan sosial, secara perlahan menguras energi tanpa kita sadari. Penting bagi mahasiswa untuk mengenali bahwa tubuh dan pikiran memerlukan istirahat.

Sumber: Sugarfit.com

Berikut beberapa tanda bahwa tubuh perlu istirahat:

  1. kehilangan motivasi;
  2. emosi yang tidak stabil;
  3. gangguan pola makan dan tidur;
  4. menarik diri dari lingkungan sosial; dan
  5. muncul rasa bersalah ketika istirahat sejenak.

Mengenali gejala-gejala tersebut merupakan langkah awal dalam menjaga keseimbangan diri. Memberi diri ruang untuk beristirahat bukan berati lemah, melainkan suatu kebutuhan penting agar dapat melanjutkan aktivitas dengan kondisi yang lebih baik dan seimbang.

Libur semester bukan hanya sekadar waktu luang tanpa tugas dan kelas, tetapi merupakan masa yang menjadi peluang untuk mengatur keseimbangan antara kegiatan dan pemulihan diri. Jika masa liburan dapat dioptimalkan dengan baik, maka akan menjadi waktu yang efektif untuk mengatasi kelelahan mental serta mengembalikan motivasi. 

Sumber: Vergecampus.com

Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental selama liburan:

  1. mengatur pola tidur dan menjalani hidup sehat;
  2. melakukan aktivitas yang meningkatkan suasana hati;
  3. membatasi diri dari paparan media sosial dan tekanan digital;
  4. meluangkan waktu untuk refleksi diri; dan
  5. menjaga koneksi sosial secara seimbang.

Menggunakan waktu libur dengan baik bukan berarti harus terus sibuk menghasilkan sesuatu. Namun, dengan memberikan waktu untuk diri sendiri agar dapat pulih, berarti kita sedang membangun kembali fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi kesibukan di semester yang akan datang.

Memberikan waktu untuk beristirahat bukanlah bentuk dari kemalasan, melainkan investasi jangka panjang untuk keseimbangan hidup dan kesehatan mental. Libur semester sebaiknya dipahami sebagai waktu untuk menata kembali energi dan memberi ruang bagi diri sendiri untuk pulih. Dengan melakukan jeda secara sengaja, kita tidak berarti berhenti, tetapi menyiapkan diri untuk langkah awal yang lebih baik. (KA/ARL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *