Sumber: Shopify

Tagar, Aksi, dan Revolusi: dari Dunia Maya Menuju Dinamika Massa

Revolusi yang dulu lahir dari selebaran, kini cukup lewat trending topic di media sosial. Dalam sekali unggah, ribuan orang bisa turun ke jalan karena suara di jalan biasanya lebih didengar daripada suara di bilik demokrasi. Media sosial pun tak lagi hanya berfungsi sebagai ruang diskusi, tetapi telah berubah menjadi mesin mobilisasi yang sanggup mengubah opini menjadi aksi nyata sekaligus menyatukan suara rakyat yang sebelumnya tersebar di dunia maya.

Fenomena ini terlihat nyata ketika massa berbondong-bondong memenuhi jalan, menyuarakan keadilan atas beragam persoalan sosial dan politik, mulai dari ketimpangan ekonomi, korupsi, tunjangan mewah pejabat, hingga perlakuan aparat yang menimbulkan kontroversi. Di era digital, informasi tentang ketidakadilan tersebar cepat melalui media sosial sehingga memicu gelombang protes yang masif dan sulit diabaikan.

Situasi ini menunjukkan bagaimana internet bisa menjadi arena baru bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dukungan dan solidaritas kini dapat tersebar dengan cepat melintasi kota dan provinsi, bahkan menjangkau individu yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam aksi sosial. Sebagian dari mereka yang awalnya hanya mengikuti berita dari layar ponsel kini terdorong untuk berpartisipasi dalam aksi nyata. Mereka bergabung dalam gerakan yang lebih luas dan merasakan kekuatan kolektif dari suara rakyat. Internet memungkinkan setiap individu berkontribusi, baik dengan menyebarkan informasi, memberikan dukungan moral, maupun mengorganisasi aksi sehingga gerakan rakyat menjadi lebih masif, terkoordinasi, dan berpengaruh.

Sumber: BP Guide

Kecepatan informasi dan rasa kebersamaan digital juga membuat gerakan masyarakat lebih cepat, terorganisasi, dan efektif dibandingkan era sebelumnya. Meski begitu, transformasi digital ini menghadirkan banyak tantangan, seperti berita palsu, propaganda, dan polarisasi yang kerap terbawa arus informasi. Literasi digital menjadi kunci agar energi publik tidak mudah disalahgunakan.

Akhirnya, media sosial berperan sebagai mesin mobilisasi modern. Dari dunia maya lahirlah dinamika massa yang nyata sehingga mengubah cara publik mengekspresikan suara mereka. Media sosial bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan panggung revolusi baru, tempat setiap suara, sekecil apa pun, tetap berpengaruh terhadap gerakan rakyat. (DND/NYL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *