Belakangan ini crypto menjadi bahan obrolan banyak orang, baik di media sosial, lingkaran pertemanan, maupun grup keluarga. Namun, sebenarnya apa, sih, crypto itu? Mengapa banyak orang mengatakan bahwa crypto adalah uang masa depan? Yuk, kita bahas!
Crypto, atau lengkapnya cryptocurrency, adalah uang digital. Namun, apa bedanya dengan uang biasa? Crypto tidak memiliki bentuk fisik dan tidak bisa dipegang, apalagi dimasukkan ke dalam dompet. Namun, jangan salah, nilai uang digital sangat luar biasa. Bitkoin, misalnya, dulu harga bitkoin hanya sekitar ratusan ribu, tetapi sekarang bisa sampai ratusan juta. Wow, sangat luar biasa bukan?
Yang membuat crypto berbeda bukan hanya bentuknya, tetapi juga cara kerjanya. Crypto menggunakan teknologi bernama blockchain, semacam buku catatan digital yang disimpan di banyak komputer sekaligus. Setiap transaksi dicatat, tidak bisa dihapus, dan tidak bisa sembarangan diedit. Inilah alasan mengapa banyak orang percaya bahwa crypto adalah uang digital yang aman.
Nah, salah satu hal yang membuat orang tertarik adalah proses pengiriman uang yang sangat cepat dan tidak perlu melalui bank. Mau kirim ke luar negeri? Bisa. Mau transaksi tengah malam? Bisa. Namun, karena sistemnya desentralisasi (tidak ada yang mengatur), naik turunnya harga pun bisa sangat liar.
Maka dari itu, jika kamu tertarik masuk ke dunia crypto, jangan hanya karena FOMO atau karena melihat teman mendapatkan cuan besar, lalu ikut-ikutan membeli. Pelajari terlebih dahulu jenis-jenis crypto, cara kerjanya, hingga risikonya. Crypto memang bisa membuat kaya, tetapi juga bisa membuat panik jika tidak memahami cara kerjanya, lho.
Di Indonesia sendiri, crypto masih dianggap sebagai aset, bukan sebagai alat pembayaran. Jadi, kamu belum bisa membeli kopi menggunakan bitkoin di warung sebelah. Namun, untuk investasi, sudah banyak platform legal yang menyediakan layanan jual beli crypto.
Intinya, crypto itu menarik dan memiliki potensi. Namun, tetap dibutuhkan akal sehat, bukan sekadar semangat. Jadi, jangan asal ikut tren agar tidak menjadi korban hype, ya! (FRD/NYL)
You may also like
Merah Putih: One For All, Antara Bendera di Langit dan Bayangan di Layar
PENGABDIAN MASYARAKAT: INTERNATIONAL COMMUNITY SERVICE
Generasi Z Menyapa Musik 90-an sebagai Nostalgia yang Tak Pernah Mati
Lanjutkan Komitmen Pemberdayaan UMKM, FEB UNJ Gelar Workshop Keuangan dan Legalitas Usaha
Apakah Playlist Favorit Dapat Mencerminkan Kepribadian Seseorang?