Kuliah dan freelance, dua kata yang mungkin membuat sebagian orang bertanya “serius bisa dijalanin bersamaan?” Namun, di era ekonomi gig—sistem ekonomi di mana pekerjaan bersifat sementara, fleksibel, dan tidak terikat kontrak jangka panjang—seperti saat ini, hal tersebut bukan lagi sesuatu yang langka. Perkembangan teknologi digital dan sistem kerja fleksibel telah mendorong munculnya fenomena ekonomi gig. Dalam konteks ini, mahasiswa menjadi salah satu kelompok yang paling aktif terlibat. Banyak mahasiswa memilih pekerjaan freelance sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan, pengalaman kerja, bahkan tidak jarang hanya karena mengejar passion.
Jenis pekerjaan freelance yang sering digeluti mahasiswa sangat beragam, antara lain sebagai desainer grafis, penulis konten, admin media sosial, editor video, tutor privat daring, hingga reseller produk. Pekerjaan ini umumnya bisa dikerjakan secara remote dan memiliki jam kerja yang fleksibel sehingga dianggap cocok untuk mahasiswa yang masih memiliki tanggung jawab akademik.
Freelancing memberikan fleksibilitas, tidak harus bekerja dari jam 09.00 hingga jam 17.00. Pekerja freelance dapat memulai pekerjaannya di malam hari setelah selesai kelas atau saat akhir pekan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa menjalani kuliah sambil bekerja freelance bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa sering kali dihadapkan dengan jadwal kuliah yang padat, tugas akademik yang menumpuk, serta permintaan klien yang tidak mengenal waktu. Tantangan, seperti keterbatasan waktu, kelelahan fisik dan mental, hingga sulitnya menjaga fokus dalam dua peran yang berbeda sering kali menjadi kendala.
Sumber: pexels.com
Manajemen waktu menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi ini. Mahasiswa dituntut untuk mampu menyusun prioritas, menjaga disiplin, dan mengatur batasan agar tidak kewalahan. Selain itu, tekanan untuk tetap produktif, baik di bidang akademik maupun pekerjaan freelance juga dapat berdampak pada kondisi psikologis jika tidak diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup.
Meskipun penuh tantangan, kuliah sambil bekerja freelance tetap menjadi pilihan menarik bagi banyak mahasiswa. Selain menambah portofolio dan pengalaman kerja, kegiatan ini juga memperluas relasi profesional dan meningkatkan keterampilan soft skill, seperti komunikasi, tanggung jawab, dan problem solving. Asalkan dijalani dengan perencanaan yang matang, aktivitas ini justru dapat menjadi bekal penting untuk memasuki dunia kerja setelah lulus.
Jadi, buat kamu yang ingin coba freelance sambil kuliah, lakukan saja! Namun, perlu diingat, kenali batas dirimu dan jangan lupa istirahat. Kuliah dan bekerja freelance bukan soal siapa yang paling sibuk, melainkan siapa yang mampu bertahan dan tetap waras.(AP/SYN)
You may also like
Merah Putih: One For All, Antara Bendera di Langit dan Bayangan di Layar
PENGABDIAN MASYARAKAT: INTERNATIONAL COMMUNITY SERVICE
Generasi Z Menyapa Musik 90-an sebagai Nostalgia yang Tak Pernah Mati
Lanjutkan Komitmen Pemberdayaan UMKM, FEB UNJ Gelar Workshop Keuangan dan Legalitas Usaha
Apakah Playlist Favorit Dapat Mencerminkan Kepribadian Seseorang?