Bayangkan jika kamu sedang berada di tengah kabut tebal. Kamu tahu harus terus berjalan, tetapi arah yang dituju tidak terlihat jelas. Kurang lebih seperti itu rasanya menjadi mahasiswa yang sedang menghadapi quarter-life crisis. Semuanya serba tidak pasti, entah itu masa depan yang terasa jauh ataupun masa kini yang masih menimbulkan banyak tanda tanya.
Di usia awal 20-an, mahasiswa sering dituntut untuk segera tahu mau jadi apa, kerja di mana, bahkan dituntut untuk sukses secepat mungkin. Namun, pada kenyataannya, banyak yang belum selesai berdamai dengan dirinya sendiri. Mereka belum tahu potensi sebenarnya yang ada pada diri mereka. Mereka juga masih dihantui pertanyaan “apa aku cukup baik?” atau “apa aku sudah di jalur yang benar?” Namun, mau tidak mau, setiap manusia pasti akan mengalami quarter-life crisis karena itu semua bagian dari proses, walaupun dirasa menakutkan.
Overthinking pun menjadi teman tidur yang tidak pernah absen. Setiap keputusan kecil terasa besar dan setiap kegagalan seolah menggambarkan bahwa hidup akan gagal selamanya. Overthinking sering terjadi karena kita selalu merasa harus menanggung semuanya sendirian dan merasa bahwa kita tidak layak menceritakan ketakutan atau kecemasan ini kepada orang lain. Padahal, di saat seperti ini, mahasiswa sangat butuh ruang aman, yaitu ruang yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk bicara tanpa dihakimi, tempat untuk menangis tanpa dianggap lemah, dan tempat untuk tidak selalu terlihat kuat.
Sumber: Unsplash.com
Ruang aman bisa berbentuk apa saja, mulai dari sahabat yang benar-benar mendengarkan, komunitas yang suportif, forum kampus yang membuka diskusi mental health, bahkan media sosial yang digunakan dengan baik dan benar. Dengan adanya ruang aman, kita bisa memiliki tempat untuk bernapas di tengah tekanan yang datang dari berbagai arah.
Quarter-life crisis memang fase hidup yang berat, tetapi hal ini bukanlah akhir dari segalanya. Kamu tidak sendiri dalam kabut ini dan kamu juga tidak harus melewatinya sendirian. Oleh sebab itu, jangan takut untuk meminta bantuan dan jangan ragu untuk berbagi cerita.
(UKS/SZA)
You may also like
Merah Putih: One For All, Antara Bendera di Langit dan Bayangan di Layar
PENGABDIAN MASYARAKAT: INTERNATIONAL COMMUNITY SERVICE
Generasi Z Menyapa Musik 90-an sebagai Nostalgia yang Tak Pernah Mati
Lanjutkan Komitmen Pemberdayaan UMKM, FEB UNJ Gelar Workshop Keuangan dan Legalitas Usaha
Apakah Playlist Favorit Dapat Mencerminkan Kepribadian Seseorang?